Sunday 24 February 2013

Menciptakan Mimpi



MENCIPTAKAN MIMPI
Banyak manusia sudah berani bermimpi, bahkan membangun mimpi seperti halnya saya tulis dalam bagian yang sebelumnya.Keberanian orang bermimpi saja sudah luar biasa terlebih ketika ia mampu mewujudkannya, tambah luar biasa, dan memang manusia luar biasa, seperti sandangan gelanya yang diberikan Tuhan kepada manusia sebagai KHALIFAH.
Mimpi, berdasarkan para pakar merupakan kerjaan bawah sadar manusiam yang sering bekerja secara impulsive,dengan impiannya manusia terakumulasi untuk membentuk sebuah sikap mendayakan mimpinya menjadi harapan yang dapat diwujudkan. Dengan mimpi, manusia telah terinspirasi untuk mewujudkannya dengan daya upayanya agar benar – benar dapat menjadi nyata.Mimpi, adalah motivasi, mimpi adalah energy yang memberi semangat manusia untuk bekerja keras dengan cara yang cerdas untuk mewujudkannya.
Membangun mimpi dengan keberaniannya manusia telah menunjukkan bahwa ia beda dengan mahluk yang lainnya, dimana perbedaannya dengan mahluk yang lainnya, karena manusia mempunyai akal yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya, ketika manusia dengan perbedaannya sudah menunjukkan keberaniannya dengan bermimpi, pertanyaan lanjutannya adalah, apakah manusia mampu mempunyai kemampuan untuk menciptakan mimpi, bukan hanya sekedar berani bermimpi dan membangun mimpi namun menciptakan mimpi???. Kelihatannya bombastis, orang berani menciptakan mimpi, sekedar bermimpi saja banyak orang tak mau atau tak berani apalagi untuk menciptakan mimpi, dimana bedanya berani bermimpi dengan menciptakan mimpi ?, apa memang ada bedanya???.
Penciptaan mimpi yang dilakukan oleh manusia sebenarnya tidak terlepas dari BAHASA ILAHIAH YANG TELAH DIKALAMKANNYA ,:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain DIA( QS,13:11)
Dengan dasar ini, yaitu sikap AMALUL YAKIN BAHWA MANUSIA BERANI MENCIPTAKAN MIMPI SEPANJANG SESUAI DENGAN BAHASA TUHAN DAN ITU TERWUJUD SEPANJANG MANUSIA MEYAKININYA, BUKANKAH ALLOH MENGIKUTI PRASANGKA HAMBA-HAMBANYA TERMASUK MENCIPTAKAN MIMPI.

0 comments:

Powered by Blogger.